Ketika mendengar berita tentang gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, tubuh saya langsung lemas sekali rasanya. Saat itu saya masih sedang dalam acara pertemuan dengan sebuah organisasi di Jakarta dan perbincangan sedang hangat-hangatnya. Hampir tidak percaya, baru dua malam sebelumnya saya melihat bulan dan bagi saya pendarnya malam itu menakutkan, mirip dengan bulan yang saya lihat menjelang tsunami di Aceh. Saya bahkan berkata kepada kawan saya yang waktu itu sedang bertandang ke rumah, bahwa saya takut, sepertinya akan terjadi bencana besar. Dia hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum saja, seolah berpikir bahwa saya ini hanya sedang berhalusinasi. Begitu apa yang saya lihat itu ternyata benar kejadian, saya pun tidak tahu harus berkata apa.
https://youtu.be/q2YZ-FAEzeU
Masih teringat di dalam bayangan bagaimana keadaan di Aceh ketika tsunami. Tidak pernah saya pikirkan sebelumnya bahwa saya akan melihat begitu banyaknya korban dan sempat bingung juga harus bagaimana. Kini, kejadian terulang di daerah lain, walaupun gempa yang terjadi tidak sebesar di Aceh waktu itu, dan tsunami pun tidak setinggi di sana, tetapi ada lumpur yang tidak terduga justru menjadi sangat mematikan. Kampung yang diperkirakan berpenduduk 700 jiwa lenyap dalam sekedip mata, ratusan orang tenggelam, dan bahkan 200 siswa SMA yang sedang berkemah pun terkubur hidup-hidup, Kalau ada yang bertanya, kenapa sampai bisa seperti itu, rasanya itu pertanyaan yang tidak masuk di akal. Ilmu pengetahuan manusia sangat terbatas dan yang namanya alat teknologi paling canggih pun belum bisa memberikan kepastian. Menghubung-hubungkan dengan segala kesalahan manusia, menurut saya itu sangat tidak bijaksana, sebab siapa yang pernah tahu selain Yang Maha Tahu.
Yang membuat saya bersama teman-teman merasa tidak tahu harus bagaimana kali ini, adalah karena kami sadar penuh bahwa ada banyak hal yang perlu dipikirkan. Selain lokasi, sarana transportasi, dan belum jelasnya data, membuat kami masih belum ada yang turun ke sana. Bukan karena tidak ingin membantu, tetapi karena pada saat seperti ini biasanya keluarga dan warga masih dalam keadaan panik, sehingga mau terbang ke sana pun repot, tentunya harus didahulukan pihak keluarga dan juga bantuan yang diperlukan. Lagipula, pada saat seperti ini, sebaiknya pihak pemerintah, TNI, dokter, dan warga di sekitar yang lebih dekat yang turun lebih dahulu daripada nanti membuat lebih ruwet lagi keadaan. Rasa ingin segera ke sana dan turun langsung pasti ada, namun prioritas tetap harus yang utama.
https://youtu.be/9dxb1u_DUHg
Situasi memang masih tidak karuan dan panik bertebaran di mana-mana, kita masih belum bisa melakukan banyak. Walaupun begitu, bukan berarti kita tidak bisa turut membantu mengingat jumlah korban pasti akan terus bertambah jika tidak segera ditangani. Kebutuhan sangat banyak dan saat ini mereka sangat membutuhkan bantuan. Tercatat sudah ditemukan 740 orang tewas seperti yang diberitakan oleh CNN ; https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181001035829-20-334506/jumlah-korban-tewas-gempa-palu-versi-posko-sebanyak-740-orang. Paling tidak, menurut saya, kita bisa berusaha melakukan penggalangan dana yang nantinya akan dikirimkan langsung saja ke mereka yang sudah berada di lokasi. Terlalu sulit bila kita berharap untuk mengirimkan bantuan berupa barang dan dikirim ke sana saat ini, apalagi kabar terakhir yang saya dapat, banyak penerbangan ke Palu dibatalkan sebab saat ini bandara di sana sedang kacau balau. Ada banyak sekali pengungsi yang berebut untuk keluar dari Palu, sehingga membuat kebingungan. Dapat dimaklumi, namanya juga panik dan takut.
https://youtu.be/yWND-FXG_6A
Untuk itu, saya berharap kita bisa sama-sama mengumpulkan dana bantuan untuk mereka. Jujur saja saya masih belum tahu bagaimana menyalurkannya langsung, meskipun sudah ada kawan-kawan yang berada di sana. Paling tidak, kita kumpulkan dulu, baru setelah saya mendapatkan info yang jelas ke mana bisa dikirimkan secara langsung ke tempat yang paling membutuhkan, saya akan report dan kirimkan. Bagi yang berkenan memberikan bantuan, silahkan kirim ke wallet saya dengan memo “DONASI PALU DONGGALA”. Kita sama-sama berdoa agar masalah ini bisa segera diatasi dan semua diberikan yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa.
Terima kasih.
Bandung, 1 Oktober 2018
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis