Two days ago, I had the opportunity to attend a traditional Acehnese arts performance held in the evening in the village where I live. The event was open to the public and free of charge, attracting a wide range of people from all walks of life to enjoy this culturally rich performance.
> Dua hari yang lalu, aku berkesempatan menghadiri sebuah pergelaran seni tradisional Aceh yang digelar di malam hari, di sebuah desa tempat aku tinggal. Acara ini terbuka untuk umum dan bisa ditonton secara gratis, sehingga berbagai kalangan masyarakat turut hadir untuk menikmati pertunjukan yang sarat budaya ini.

The traditional art performed was known as Debus. Accompanied by the beat of the Rapai, a traditional Acehnese musical instrument, the Debus performers demonstrated their invulnerability to sharp objects such as knives, swords, and keris (traditional Javanese keris). These acts were not only thrilling but also drew gasps of admiration from the audience, who crowded the sides of the arena.
> Seni tradisional yang ditampilkan dikenal dengan nama Debus. Diiringi dentuman Rapai yaitu alat musik tradisional Aceh. Para pemain Debus menunjukkan atraksi kekebalan tubuh terhadap benda tajam seperti pisau, pedang, hingga keris. Aksi-aksi ini tidak hanya menegangkan, tetapi juga mengundang decak kagum dari para penonton yang berdiri berdesakan di sisi arena pertunjukan.

Debus is no ordinary performing art. It has existed since ancient times and is still preserved to this day. Each participant has their own unique style and technique, showcasing strength and courage. It was not uncommon for the audience to erupt in cheers upon witnessing the Debus performers' extraordinary performances.
> Debus bukanlah seni pertunjukan biasa. Seni ini telah ada sejak zaman dahulu dan masih dilestarikan hingga hari ini. Setiap peserta memiliki gaya dan tekniknya masing-masing dalam menampilkan kekuatan dan keberanian. Tak jarang sorak-sorai penonton pecah saat menyaksikan aksi yang luar biasa dari para pemain Debus.

As an additional note, Debus is a unique traditional art form that only flourishes in Aceh Province. Based on the literature I've read, Debus performances aren't just about showcasing the physical prowess of the performers, but also serve as a platform for community bonding, strengthening social ties through culture.
> Sebagai informasi tambahan, Debus merupakan salah satu seni tradisional yang khas dan hanya berkembang di Provinsi Aceh. Berdasarkan literatur yang pernah saya baca, pertunjukan Debus bukan hanya sekadar menunjukkan kekuatan fisik para pemain, tetapi juga menjadi wadah silaturahmi antarwarga, mempererat hubungan sosial melalui budaya.

That's a little of the story I can share in this article. The rest of my focus is on the visuals I captured during the performance, which I'm sharing in this post as part of an ongoing black-and-white photography challenge within this extraordinary community.
> Itulah sedikit cerita yang bisa saya bagikan melalui tulisan ini. Selebihnya, saya lebih berfokus pada visual yang saya abadikan selama pertunjukan berlangsung, dan saya bagikan dalam postingan ini sebagai bagian dari tantangan fotografi hitam putih yang sedang berlangsung di komunitas yang luar biasa ini.


That concludes my post for now. I hope this article and the photos I've presented can serve as a means of sharing information and introducing Acehnese culture to members of this community, who come not only from Indonesia but also from around the world. Feel free to leave a comment or share your own story in the comments section. Thank you for reading.
> Demikian postingan saya kali ini. Semoga tulisan dan foto yang saya tampilkan dapat menjadi sarana berbagi informasi dan memperkenalkan budaya Aceh kepada anggota komunitas ini, yang berasal tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari berbagai penjuru dunia. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar atau berbagi cerita kalian di kolom komentar. Terima kasih telah membaca.

My Entry Monomad Challenge #403 ~ Debus, Aceh's traditional performing art
@my451r
· 2025-08-05 04:52
· Black And White
#hive-142159
#monomad
#photography
#qurator
#waivio
#neoxian
#palnet
#creativecoin
Payout: 0.000 HBD
Votes: 95
More interactions (upvote, reblog, reply) coming soon.