# Tradisi Boh Gaca Pada Pengantin Wanita
By:@yundriana
๐๐๐
Pernikahan merupakan sebuah moment penting dan berharga bagi setiap insan. Siapapun pasti menginginkan moment bahagia saat mengikat janji sakral dengan pasangan hidupnya ini dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Mulai dari penentuan hari pernikahan, pemilihan baju pengantin, konsep acara, serta berbagai persiapan menjelang prosesi pernikahan.
Khusus di Indonesia, prosesi pernikahan umumnya dilakukan sesuai dengan adat yang berlaku di masing-masing daerah. Tak terkecuali, Aceh. Salah satu tradisi di Aceh menjelang pelaksaan pernikahan yang masih berlaku hingga saat ini adalah menghias kuku, tangan, dan kaki calon pengantin wanita. Tradisi ini di kenal dengan "malam boh gaca".

(Dokumen pribadi)
Malam boh gaca (kegiatan menghias kuku, tangan dan kaki calon pengantin dengan menggunakan Inai) biasanya berlangsung selama 2-3 malam berturut, tergantung adat daerah setempat. Khusus di daerah tempat tinggal saya malam boh gaca ini hanya berlangsung selama 2 malam.
Sebagian daerah di Aceh yang masih kental dengan adat, biasanya inai yang digunakan adalah daun pacar yang digiling halus secara tradisional menggunakan batu ditambah dengan beberapa ritual. Sedangkan sebagian besar lainnya memilih cara yang lebih praktis dalam menghaluskan daun pacar yang akan digunakan sebagai inai atau justru membeli inai praktis dalam kemasan yang dijual di pasar.

(Foto by Lida)
Di daerah tempat tinggal saya, untuk mewarnai kuku jari maupun kaki inai yang digunakan adalah hasil olahan dari daun pacar yang digiling. Sedangkan untuk mengukir telapak tangan dan kaki menggunakan Inai siap saji yang dijual di pasar.
Inai yang berasal dari daun pacar dihaluskan ini sebelum digunakan terlebih dahulu di "Peusijuk" oleh salah satu dari perempuan yang dituakan dan mengerti tentang adat di kampung.

(Foto by Lida)
Meski kegiatan menghiasai kuku dan telapak tangan serta kaki ini hanya prosesi adat semata dan tidak diwajibkan dalam agama, tapi masyarakat menyakini bahwa setiap proses yang dijalani dalam adat boh gaca ini memiliki makna dan pengaruh terhadap kehidupan rumah tangga si calon pengantin.
Menurut para tetua, daun gaca atau Inai ini merupakan lambang seorang istri dalam rumah tangga, yakni sebagai pelipur lara dan hiasan rumah tangga. Oleh karena itu, tradisi nih gaca ini tidak boleh dianggap sepele oleh calon pengantin.